Banyak yang bertanya soal siapakah yang di makamkan di pemakaman keramat Cikadueun.
Berdasarkan tulisan tangan pada beberapa buku tua di mana di dalamnya ditemui catatan silsilah (sajarah) keluarga yang sama semuanya menyebut nama Kiyahi Syekh Haji Manshur sebagai sosok yang beristrikan Nyahi Sarinten, Nyahi Jariyah dan Nyahi Abuy. Maka siapa lagi sosok orangnya yang di kuburkan (bersemayam) di astana Cikadueun kalau bukan Syekh Manshur, lengkapnya Syekh Kiyahi Haji Manshur. Dengan ejaan lama Mansyur yang mempunyai putra Mangshuruddin atau Manshuruddin (Mansyuruddin).
Hasil cetak digital dari buku yang tiada berjudul itu mengatakan:
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puniki sajarah saking Kiyahi Syekh Haji Mangshur garwane tetelu kang sepuh wastanipun Nyahi Sarinten lan kang panengah Nyahi Jariyah lan kang anom Nyahi Abuy asale punika saking Sukakandang. Maka Nyahi Sarinten apuputra lilima sawiji sawijine wastanipun kang putra Nyahi Syahidah lan Nyahi Aisyah lan Kiyahi Ali Daebah lan Kiyahi Abdurrahman lan Kiyahi Ngabehi Mangshuruddin. Maka Nyahi Syahidah puputra sanga ... dst.
Isi buku dalam semua halamanya bertuliskan aksara arab berbahasa meriki (jawa Banten/Cirebon), pegon di tulis di atas kertas berbahan serat kayu seperti kertas segel untuk dokumen. Semua buku kepunyaan keluarga hasil tulis tangan nenek moyang dahulu. Satu berada di Cikadueun dan yang satu lagi di Lampung. Keduanya tidaklah banyak berbeda isi serta font-nya hingga kami simpulkan, buku-buku itu di tulis oleh satu orang atau minimal satu team. Mungkin hanya ada beda dalam bentuk dimana buku lampung bentuknya buku saku pasti akan beda dalam jumlah halamannya.
Syekh Haji Manshur Di Makam Keramat Cikadueun putra asli Banten selanjutnya..
0 komentar:
Posting Komentar