Ads 468x60px

Tampilkan postingan dengan label Uyut Manshur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Uyut Manshur. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Juni 2024

Haul Syekh Maulana Manshur Tahun 2024



Haul Akbar 2024


Sekilas Tentang Haul Uyut

Kegiatan Haul Uyut Cikadueun telah berjalan sejak awal kemerdekaan atau sekitar akhir abad 18 awal abad 19. Yakni setelah ada pengurus makam atau era pengurus makbaroh pertama. Hanya saja kegiatannya belum seperti era sekarang.

 

Awalnya Haul Uyut hanya bersifat keluarga. Spesial hanya orang sekitar makam yang telah mengetahui sosok yang di pusarakan. Seiring berjalannya waktu dan juga banyaknya penduduk sekitaran yang ingin ikut berkontribusi pada haul maka kemudian kegiatan Haulpun bersifat umum.


Tokoh-tokoh dari luar Cikadueun ikut serta. Berpartisipasi kumpulkan dana kegiatan yang diakomodir dari warga setempatnya. Mereka masing-masing menyumbang materi agar acara berjalan lancar dan sukses. Banyak beras dikirimkan untuk persediaan konsumsi acara disamping kebutuhan yang lainnya selain beras seperti ikan, ayam, kambing, bumbu dan sayuran. Semua itu di tampung di rumah kuncen untuk diolah bisa dikonsumsi. Oleh karena nanti pengunjung haul datangnya ke rumah kuncen maka yang siap menyambut tamu-tamu adalah kuncen sendiri.


Acara Haul dari pagi hingga selesai siang diisi tawassulan, marhabaan Barzanji dan Diba dipimpin Tokoh terkemuka saat itu, baru setelahnya dibagikan buah tangan untuk dibawa pulang. Semua yang hadir mendapatkan buah tangan, berekat bagiannya tiada pengecualian.


Begitu tiap tahun acara kegiatan diadakan. Semua rangkaian acara bertempat di sekitar Masjid Jami' Syekh Mulana Manshur. Berdekatan dengan Makam.


Baru setelah masa beranjak modern. Kegiatan Haul di tambah dengan siraman rohani. Ada kepanitiaan haul mendatangkan pengisi acara. Panitia menghadirkan Mubaligh untuk mengisi untaian hikmah, pencerah rohani yang hadir. Biasanya didatangkan dari luar daerah. Untuk sosoknya mengikuti jaman, layak untuk di hadirkan di Cikadueun. 


Haul Akbar Tahun ini, 2024

Untuk tahun ini, 2024 acara Haul akan diselenggarakan pada hari Minggu 7 Juli 2024 M. tepat 1 Muharam 1446H. Oleh karena Haul Uyut dalam tiap tahunnya bertepatan tahun baru hijriah maka panitia Haul mengisikan acara dengan acara Hari-hari Besar. 1 Muharam kali ini panitia akan menghadirkan Mubaligh Banten, KH. Sam'ani atau dijuluki Ki Serut karena ia orang Serut, Petir.


Hadirilah.... Haul ini. Keberkahan menghampiri kita. Aamiin.


Selasa, 24 Oktober 2023

Syekh Manshur Di Makam Keramat Cikadueun



 Banyak yang bertanya soal siapakah yang di makamkan di pemakaman keramat Cikadueun.


Makam Buyut Manshur


Berdasarkan tulisan tangan pada beberapa buku tua di mana di dalamnya ditemui catatan silsilah (sajarah) keluarga yang sama semuanya menyebut nama Kiyahi Syekh Haji Manshur sebagai sosok yang beristrikan Nyahi Sarinten, Nyahi Jariyah dan Nyahi Abuy. Maka siapa lagi sosok orangnya yang di kuburkan (bersemayam) di astana Cikadueun kalau bukan Syekh Manshur, lengkapnya Syekh Kiyahi Haji Manshur. Dengan ejaan lama Mansyur yang mempunyai putra Mangshuruddin atau Manshuruddin (Mansyuruddin).


Tulisan Tangan Sajarah Buyut Cikadueun



Hasil cetak digital dari buku yang tiada berjudul itu mengatakan:


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puniki sajarah saking Kiyahi Syekh Haji Mangshur garwane tetelu kang sepuh wastanipun Nyahi Sarinten lan kang panengah Nyahi Jariyah lan kang anom Nyahi Abuy asale punika saking Sukakandang. Maka Nyahi Sarinten apuputra lilima sawiji sawijine wastanipun kang putra Nyahi Syahidah lan Nyahi Aisyah lan Kiyahi Ali Daebah lan Kiyahi Abdurrahman lan Kiyahi Ngabehi Mangshuruddin. Maka Nyahi Syahidah puputra sanga ... dst.


Isi buku dalam semua halamanya bertuliskan aksara arab berbahasa meriki (jawa Banten/Cirebon), pegon di tulis di atas kertas berbahan serat kayu seperti kertas segel untuk dokumen. Semua buku kepunyaan keluarga hasil tulis tangan nenek moyang dahulu. Satu berada di Cikadueun dan yang satu lagi di Lampung. Keduanya tidaklah banyak berbeda isi serta font-nya hingga kami simpulkan, buku-buku itu di tulis oleh satu orang atau minimal satu team. Mungkin hanya ada beda dalam bentuk dimana buku lampung bentuknya buku saku pasti akan beda dalam jumlah halamannya. 


Syekh Haji Manshur Di Makam Keramat Cikadueun putra asli Banten selanjutnya..


Kamis, 30 April 2020

Kitab Serat Cikadueun





Kita baru mengenal adanya sebuah kitab yang dinamai Serat Cikadueun namun sampai saat ini para sesepuh tiada yang beri sedikitpun komentar tentang ada dan tidaknya kitab tersebut. Syukur admin hanya tahu bahwa ada kitab itu sejak ketemu jaman digital ini itupun sebatas entah cerita, dongeng atau legenda. Dimana cerita yang tersedia didalam kisah itu, konon berkisah tentang seorang pengembara bernama Badar ingin menemukan kitab tersebut atas pesan gurunya. Sampai disini admin berkesimpulan bahwa kitab Serat Cikadueun merupakan buku karya orangtua dulu yang tidak diketahui siapa penggubahnya. Namun itu merupakan pergudangan ilmu bagi anak cucu Uyut Cikadueun buat menimba berbagai pandangan hidup yang tertuang didalamnya.

Mungkin saja seseorang ada yang tahu isi pun keberadaan kitab Serat Tjikadueun (ejaan lama dari Cikadueun).

Cag..

Rabu, 22 Februari 2012

Gentong Cikadueun




Gentong Cikadueun
Tempat Gentong  di Cikadueun
Gentong Pusaka, Gentong Wasiat

Adalah tempat penampungan air untuk orang minum selagi kehausan di tempat ziarah. Asalnya gentong ini, sebagaimana di ceritakan oleh tokoh tua di kampung Cikadueun dan menyambung rantai silsilah keturunan pada yang mula mengurus tempat pemakaman astana Cikadueun yaitu dari kuncen (juru kunci) Kiai Haji Ya'qub, seorang keturunan yang kesepuluh dari Uyut Manshur ini menceritakan bahwa, sebenarnya banyak gentong ini pada era tahun 1880an, bahkan sebegitu banyaknya gentong ini bisa disaksikan di tempat penyimpanan barang-barang purbakala di musium Banten Masjid Agung. Namun sayangnya orang terlanjur percaya bahwa gentong ini tiada saatnya (kosong, ..Sunda), padahal isi gentong yang kemudian hari disebut Gentong Pusaka atau Gentong Wasiat atau apa lagi sebutannya ini tiada mungkin kosong, karena setiap saat dipenuhi terus oleh orang yang diberikan tugas untuk mengisinya. Dan untuk itu seseorang yang mendapat tugas 'minuhan' gentong, akan hilir mudik mengambil air dari sumber dibawahnya sekitar 500M. dari atas. Dan pikulan-pikulan ini kadang seharian dilakukannya hanya sekedar untuk membuat penuh gentong ini. Dan bila disebut Gentong Wasiat bisa jadi sebutan itu ada, sebab mengambil air gentong ini dari sumber air namanya Sumur Wasiat.

Selasa, 01 November 2011

Sumur Wasiat




Sumur Wasiat
Sumur Wasiat atau lebih dikenal dengan sebutan sumur Pusaka Wali adalah sumber air yang melimpah tiada kurang debitnya, mengalir deras walau musim kemarau panjang sekalipun. Melihat karakteristik air ini, amat jernih dan rasanya beda dari air sumber yang lain. Ada yang bilang rasanya seperti air zamzam, tidak sedikit pula yang mengatakan air sumur Wasiat ini megandung molekul air yang dibawah 0.2ph. Artinya kadar kandungan air ini amat mendekati air netral sehingga seorang ilmuan yang pernah menganalisanya menyimpulkan, air Sumur Wasiat ini bisa dikonsumsi langsung tanpa dimasak terlebih dahulu.

Mengingat pernyataan seorang ilmuan tadi yang memberikan kesimpulan bahwa air ini murni kadar molekulnya, mengisaratkan ada kebiasaan orang langsung minum dari sumber air ini atau minum air yang disediakan ditempat ziarah dalam Gentong Pusaka di Astana Cikadueun, sehabis meminumnya tiada merasakan sakit diperut sedikit pun. Beda dengan air yang diambil dari tempat yang lain, jika kadar molekulnya lebih tinggi dari 0,2ph.

Suatu anugrah dari Yang Maha Kuasa memang, masyarakat sekitar merasakan banyak manfaat dari keberadaan air Sumur Wasiat. Disekitar tahun 1970an hingga tahun 1980, diatas sumur ada pohon menjulang tinggi dinamakan pohon "Karoya" semacam pohon yang membelit pohon "Binglu" dan kelihatan seperti seekor ular raksasa membelit kapal terbang.

Bukan dongeng dan cerita legenda, bahwa sebab masih melimpahnya air wasiat kala itu, menandakan masih subur dan mahmurnya warga akan air untuk MCK, karena sehabis di tebang pohon tadi, kurang dari sepuluh tahun kedepan warga harus membuat sumur masing-masing di dalam rumahnya, akibat dari berkurangnya debit air. 

Kamis, 02 Desember 2010

Asal Silsilah Syekh Manshur Cikadueun