Ads 468x60px

Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Agustus 2024

Dirgahayu Kemerdekaan RI 2024



Dirgahayu Kemerdekaan RI 2024


Makna Kemerdekaan, Mengisi Kemerdekaan.


Kemerdekaan, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah sebuah kebebasan, lepas, tidak mendapat tekanan dari luar, tidak terjajah, dan lain-lain. Dengan begitu, dan berpedoman pada perinsip bahwa Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka Bangsa Indonesia merebut kebebasan dari segalanya atas kekuasaan negeri penjajah. Seutuhnya kemerdekaan itu direbut dengan susah payah sejak di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini merupakan hasil dari perjuangan panjang dan merupakan puncak dari serangkaian perjuangan melawan penjajah. Sebelumnya lebih dari 300 tahun bangsa Indonesia dikuasai negeri asing hingga keseluruhan kepulauan yang dulu disebut Nusantara itu dikuasai. Terjajah dalam segala bidang.


Selanjutnya kemerdekaan di maknai dengan berpacu membangun negeri. Bahu membahu semua komponen bangsa ikut andil memajukan negeri agar bisa bersaing dengan negeri-negeri lain disamping mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih.


Saatnya bangsa Indonesia memiliki Identitas Nasional yang Kuat. Berkedaulatan dan percaya diri dengan warisan budaya yang dipunyai. Bebas berdemokrasi untuk pembangunan negeri. Bersatu dalam kebinekaan.


Memeriahkan Hari Proklamasi Kemerdekaan dengan berbagai kegiatan, sejatinya kita tidak hanya merayakan dan menghayati kemerdekaan, namun bentuk rasa syukur kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia. MERDEKA!!!


DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-79

"NUSANTARA BARU INDONESIA MAJU"

Selasa, 24 Oktober 2023

Syekh Manshur Di Makam Keramat Cikadueun



 Banyak yang bertanya soal siapakah yang di makamkan di pemakaman keramat Cikadueun.


Makam Buyut Manshur


Berdasarkan tulisan tangan pada beberapa buku tua di mana di dalamnya ditemui catatan silsilah (sajarah) keluarga yang sama semuanya menyebut nama Kiyahi Syekh Haji Manshur sebagai sosok yang beristrikan Nyahi Sarinten, Nyahi Jariyah dan Nyahi Abuy. Maka siapa lagi sosok orangnya yang di kuburkan (bersemayam) di astana Cikadueun kalau bukan Syekh Manshur, lengkapnya Syekh Kiyahi Haji Manshur. Dengan ejaan lama Mansyur yang mempunyai putra Mangshuruddin atau Manshuruddin (Mansyuruddin).


Tulisan Tangan Sajarah Buyut Cikadueun



Hasil cetak digital dari buku yang tiada berjudul itu mengatakan:


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puniki sajarah saking Kiyahi Syekh Haji Mangshur garwane tetelu kang sepuh wastanipun Nyahi Sarinten lan kang panengah Nyahi Jariyah lan kang anom Nyahi Abuy asale punika saking Sukakandang. Maka Nyahi Sarinten apuputra lilima sawiji sawijine wastanipun kang putra Nyahi Syahidah lan Nyahi Aisyah lan Kiyahi Ali Daebah lan Kiyahi Abdurrahman lan Kiyahi Ngabehi Mangshuruddin. Maka Nyahi Syahidah puputra sanga ... dst.


Isi buku dalam semua halamanya bertuliskan aksara arab berbahasa meriki (jawa Banten/Cirebon), pegon di tulis di atas kertas berbahan serat kayu seperti kertas segel untuk dokumen. Semua buku kepunyaan keluarga hasil tulis tangan nenek moyang dahulu. Satu berada di Cikadueun dan yang satu lagi di Lampung. Keduanya tidaklah banyak berbeda isi serta font-nya hingga kami simpulkan, buku-buku itu di tulis oleh satu orang atau minimal satu team. Mungkin hanya ada beda dalam bentuk dimana buku lampung bentuknya buku saku pasti akan beda dalam jumlah halamannya. 


Syekh Haji Manshur Di Makam Keramat Cikadueun putra asli Banten selanjutnya..


Rabu, 22 Februari 2012

Gentong Cikadueun




Gentong Cikadueun
Tempat Gentong  di Cikadueun
Gentong Pusaka, Gentong Wasiat

Adalah tempat penampungan air untuk orang minum selagi kehausan di tempat ziarah. Asalnya gentong ini, sebagaimana di ceritakan oleh tokoh tua di kampung Cikadueun dan menyambung rantai silsilah keturunan pada yang mula mengurus tempat pemakaman astana Cikadueun yaitu dari kuncen (juru kunci) Kiai Haji Ya'qub, seorang keturunan yang kesepuluh dari Uyut Manshur ini menceritakan bahwa, sebenarnya banyak gentong ini pada era tahun 1880an, bahkan sebegitu banyaknya gentong ini bisa disaksikan di tempat penyimpanan barang-barang purbakala di musium Banten Masjid Agung. Namun sayangnya orang terlanjur percaya bahwa gentong ini tiada saatnya (kosong, ..Sunda), padahal isi gentong yang kemudian hari disebut Gentong Pusaka atau Gentong Wasiat atau apa lagi sebutannya ini tiada mungkin kosong, karena setiap saat dipenuhi terus oleh orang yang diberikan tugas untuk mengisinya. Dan untuk itu seseorang yang mendapat tugas 'minuhan' gentong, akan hilir mudik mengambil air dari sumber dibawahnya sekitar 500M. dari atas. Dan pikulan-pikulan ini kadang seharian dilakukannya hanya sekedar untuk membuat penuh gentong ini. Dan bila disebut Gentong Wasiat bisa jadi sebutan itu ada, sebab mengambil air gentong ini dari sumber air namanya Sumur Wasiat.

Selasa, 01 November 2011

Sumur Wasiat




Sumur Wasiat
Sumur Wasiat atau lebih dikenal dengan sebutan sumur Pusaka Wali adalah sumber air yang melimpah tiada kurang debitnya, mengalir deras walau musim kemarau panjang sekalipun. Melihat karakteristik air ini, amat jernih dan rasanya beda dari air sumber yang lain. Ada yang bilang rasanya seperti air zamzam, tidak sedikit pula yang mengatakan air sumur Wasiat ini megandung molekul air yang dibawah 0.2ph. Artinya kadar kandungan air ini amat mendekati air netral sehingga seorang ilmuan yang pernah menganalisanya menyimpulkan, air Sumur Wasiat ini bisa dikonsumsi langsung tanpa dimasak terlebih dahulu.

Mengingat pernyataan seorang ilmuan tadi yang memberikan kesimpulan bahwa air ini murni kadar molekulnya, mengisaratkan ada kebiasaan orang langsung minum dari sumber air ini atau minum air yang disediakan ditempat ziarah dalam Gentong Pusaka di Astana Cikadueun, sehabis meminumnya tiada merasakan sakit diperut sedikit pun. Beda dengan air yang diambil dari tempat yang lain, jika kadar molekulnya lebih tinggi dari 0,2ph.

Suatu anugrah dari Yang Maha Kuasa memang, masyarakat sekitar merasakan banyak manfaat dari keberadaan air Sumur Wasiat. Disekitar tahun 1970an hingga tahun 1980, diatas sumur ada pohon menjulang tinggi dinamakan pohon "Karoya" semacam pohon yang membelit pohon "Binglu" dan kelihatan seperti seekor ular raksasa membelit kapal terbang.

Bukan dongeng dan cerita legenda, bahwa sebab masih melimpahnya air wasiat kala itu, menandakan masih subur dan mahmurnya warga akan air untuk MCK, karena sehabis di tebang pohon tadi, kurang dari sepuluh tahun kedepan warga harus membuat sumur masing-masing di dalam rumahnya, akibat dari berkurangnya debit air.