Sultan Abulmafakhir lahir pada tahun 1596 Masehi. Pada saat usia sembilan bulan tahun itu juga, sang ayah, Maulana Muhammad meninggal dalam usia 25 tahun. Sebagai penganti, Abulmafakhir dinobatkan menjadi Sultan Banten yang keempat di Kesultanan Surasowan Banten menggantikan ayahnya, bergelar Sultan Abulmafakhir. Karena Sultan masih berumur sembilan bulan, beliau didampingi sang kakek, Mangkubumi Jayanagara, sebagai Wali Kesultanan hingga meninggal pada tahun 1602. Selanjutnya jabatan Wakil Kerajaan diserahkan pada adiknya Mangkubumi Jayanegara. Kedudukan Mangkubumi ini, tidak berlangsung lama. Sebab sikap dan tindakannya tidak sesuai dengan jabatannya. Akhirnya pada tanggal 17 Nopember 1602, ia diturunkan dari jabatannya. Perwalian terpaksa dipegang langsung oleh ibunda Sultan, Ratu Wanagiri. Akan tetapi Ratu Wanagiri yang bersetatus janda, menikah lagi dengan seorang bangsawan keraton. Suaminya diangkat menjadi Mangkubumi hingga tanggal 23 Oktober 1608 saat dimana Mangkubumi ini meninggal. Selanjutnya tugas perwakilan Kesultanan dan jabatan Mangkubumi, dipegang oleh Pangeran Arya Ranamanggala. Baru setelah tanggal 13 Mei 1626, kala Pangeran Arya Ranamanggala meninggal, kekuasaan sepenuhnya, diserahkan kepada Sultan Abulmafakhir.
Sebagaimana ayah dan kakek buyutnya, Sultan Abulmafakhir pun seorang ulama yang saleh. Beliau banyak menyusun kitab-kitab ilmu agama Islam, diantaranya Insan Kamil. Sultan Abulmafakhir, adalah penguasa Kesultanan Surasowan Banten pertama yang dikukuhkan oleh Syekh Mekah, dan mendapat gelar Sultan Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir. Gelar ini diperolehnya, ketika ia mengutus putera mahkota dan beberapa pembesar negara, menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Begitu pila dengan putera mahkotanya, mendapat gelar Sultan Abulma'ali Ahmad. Oleh masyarakat Kesultanan Surasowan Banten, Sultan Abulmafakhir mendapat sebutan Sultan Agung Kanari.
Pada tahun 1640, putera mahkota, Abulma'ali, diangkat menjadi Sultan Anom. Akan tetapi, baru sepuluh tahun, tepatnya tahun 1650, Sultan Anom meninggal dalam usia muda mendahului ayahnya. Maka kedudukan Sultan Anom diserahkan kepada Pangeran Surya saat tahun itu juga. Pangeran Surya adalah cucu Sultan Abulmafakhir atau putera Sultan Abulma'ali dari permaisuri, Ratu Martakusuma, puteri Pangeran Jayakarta, yang kemudian hari bergelar Sultan Agung Tirtayasa.
Sultan Abulmafakhir meninggal dunia pada tahun 1651. Tahta Kesultanan Surasowan Banten dilanjutkan oleh cucunya, Pangeran Surya alias Pangeran Ratu, selanjutnya bergelar Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir dari Permaisuri, Nyi Mas Ratu Ayu atau Nyi Mas Ratu Dawi Saminah nama lainnya, Puteri Rangga Singasari atau Pangeran Arya Adikara, berputera hanya satu yaitu Abul Ma'ali Ahmad bergelar nama Sultan Abulma'ali Ahmad Kanari.
Dan dari istrinya yang lain, Sultan Abulmafakhir berputera:
- Ratu Dewi
- Ratu Ayu
- Pangeran Arya Banten
- Ratu Mirah
- Pangeran Sudamanggala
- Pangeran Ranamanggala
- Ratu Belimbing
- Ratu Gedong
- Pangeran Arya Maduraja
- Pangeran Kidul
- Ratu Dalem
- Ratu Lor
- Pangeran Seminingrat
- Ratu Kidul
- Pangeran Arya Wiratmaka
- Pangeran Arya Danuwangsa
- Pangeran Arya Prabangsa
- Pangeran Arya Wirasuta
- Ratu Gading
- Ratu Pandan
- Pangeran Wirasmara
- Ratu Sandi
- Pangeran Arya Jayaningrat
- Ratu Citra
- Pangeran Arya Adiwangsa
- Pangeran Arya Sutakusuma
- Pangeran Arya Jayasantika
- Ratu Hafsah
- Ratu Pojok
- Ratu Pacar
- Ratu Bangsal
- Ratu Salamah
- Ratu Ratmala
- Ratu Hasanah
- Ratu Husaerah
- Ratu Kelumpuk
- Ratu Jiput
- Ratu Wuragil