Ads 468x60px

Selasa, 27 November 2012

Pangeran Astapati





Cerita menarik tentang Kesultanan Banten belum lengkap bila tidak menceritakan riwayat Pangeran Astapati yang sakti mandraguna. Pangeran ini tidak dimakam di kompleks pemakaman raja-raja di serambi Mesjid Agung Banten, tetapi berada di pemakaman keluarga di Kampung Odel, Desa Kasemen, Serang.

Siapa sebenarnya Pangeran Astapati? Menurut catatan Babad Banten, Pangeran Astapati adalah salah satu pengikut setia Sultan Muhammad Arif Zainal Asikin yang memerintah tahun 1743-1773. Nama aslinya sebenarnya Wira Suta. Konon sebelum dinobatkan sebagai seorang pangeran dengan gelar yang sesuai sepak terjangnya adalah pelarian dari “Negeri Sejuta Pantangan” Baduy. Suta keluar dari tatanan adat Kenekes karena ingin mencari pengalaman di dunia lain.

Awalnya pemuda yang bertubuh kekar itu bekerja di lingkungan keraton sebagai pelihara kuda-kuda istana. Karena rajin, dia diperbolehkan belajar seni bela diri dan keprajuritan. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan pelatihnya. Dari keberanian dan ketangkasan yang diperlihatkan pemuda ini kemudian diberi nama tambahan Wira di depan namanya. Dia juga dikenal di kalangan keraton dan akrab bergaul dengan siapa saja. Setelah menguasai ilmu bela diri karirnya cepat menanjak dan nasibnya mulai berubah. Lalu dia diberi kepercayaan memimpin pasukan perang diangkat menjadi Patih (Perdana Menteri). Kira-kira pada tahun 1663, ketika memadamkan pemberontakan di Lampung, ia terluka pada tangannya. Dikatakan bahwa luka yang diderita oleh Pangeran Wirasuta membawa maut. Karena itu setelah ia meninggal, diberi gelar Pangeran Astapati (asta = tangan, pati = mati)

Dan atas jasa-jasanya pada masa itu pemuda Suta dijodohkan dengan salah seorang puteri Sultan yang cantik. Dari hasil perkawinannya lahir anak pertama yang diberi nama Djajadiningrat. Dari keturunan keluarga ini kemudian menghasilkan tokoh-tokoh teknokrat dan birokrat ternama.

Di sekitar makam pangeran yang sakti mandraguna bergelar Pangeran Astapati Parahyangan Perpati Sultan yang wafat tahun 1773, terdapat pula makam keturunannya. Kompleks makam yang dinamakan Mulya Srama itu antara lain terdapat nama seperti R.Temenggung Djajadiningrat (25 Juli 1890), R.Hasan Djajadiningrat (30 Desember 1920), R.Adipati Sutraningrat (3 Juli 1890), Profesor Sindian Isa Djajadiningrat (27 April 1968), RAA Hilman Djajadiningrat (25 November 1963) dan R.Tjakradiningrat (9 Juli 1888). Nama yang terakhir adalah kakek HMA Sampurna (alm) mantan Wagub Jawa Barat dan pernah menjabat sebagai Bupati Serang ke-27.

Makam-makam kuno yang banyak tersebar di sekitar Kecamatan Kasemen dan cukup jauh dari kompleks keraton bukan karena yang bersangkutan tidak diterima di pemakamanan keluarga istana. Tetapi karena pesan si mati ketika masih hidup ingin dimakamkan di tempat tertentu.

Pangeran Astapati atau Raden Wirasuta Akmaldiningrat mempunyai anak:
  1. Ki Ngabehi bahu Pringga (Patih Darus)
  2. Ki Anab
  3. Nyai Dariah
  4. Kiai Gantang
  5. Nyai Andil
(pada keadaan sekarang, makam-makam anak ke-1, 2, 3 itu berjajar, sedangkan Kiai Gantang di bawah pohon santigi, dan Nyai Andil di dekat Urut Situ di Pasir Waluh, Lebak).

Ki Ngabehi Bahu Pringga (Patih Darus) menurunkan putera-putera ada yang menjadi ulama ksatria, santana (menak) dan petani. Yang menjadi kesatria/menak antara lain K.H. Kimaslia yang kemudian menjadi ulama sekaligus menak yang memegang kuasa atas daerah kabupaten Pandeglang dan bergelar R.T.A.A. Natadiningrat, yang juga dikenal sebagai Dalem Tjekek, setelah wafat dimakamkan di Pasarean Masjid Pandeglang. Natadiningrat mempunyai 26 orang anak laki-laki dan perempuan (dari lain-lain istri), di antaranya ada yang melanjutkan tradisi keratuan, yaitu:
  1. Raden Murawan Sutadiningrat
  2. Raden Bagus Djajadiningrat
Sutadiningrat mempunyai anak antara lain
  1. Raden Tjakra-diningrat
  2. Raden Tanu Sura Adiningrat (melanjutkan memerintah Tjaringin (Menes) dan Pandeglang, dan dimakamkan di Pasarean Masjid Pandeglang.

Sementara itu Tjakradiningrat ditunjuk menjabat di daerah Peucang, kemudian menjadi Wedana di Cilegon, sampai akhirnya tewas menjadi korban dalam pemberontakan Cilegon pada tahun 1888. Tjakradiningrat kawin antara lain dengan Nyi Raden Ajeng Encoh (Patih Bintang Rangkasbitung) berputera antara lain Nyi Mas Siti Asyah Amiruddin, Nong Tris dan lain-lainnya.

SILSILAH KETURUNAN PANGERAN ASTAPATI

01

ADIPATI WIRAKOMA


Puputra

Raden
1. Wira sutra 


Puputra

Raden
1. Wira suta Kangjeng.pangeran Astapati


Puputra

Raden
1. Tumenggung arya wangsapati


Puputra

Mas
1. Behi bahu pringga . Patih pangsiun . Rks


Puputra

Raden
1. Adipati aryanata diningrat.Bupati pangsiun Pdg.





KANGJENG PANGERAN ANDAYA NINGRAT


Puputra

Pangeran
Purba ningrat


Puputra

Raden
Ayu purba ningrat


Kawin pada

Pangeran
Kangjeng Pangeran Astapati


Puputra

Raden
Tumenggung arya wangsa pati


Puputra

Mas
Behi bahu pringga





KIAI SYEKH ‘ABDUL QOHAR


Puputra

Mas
‘Aisyah


Kawin pada


Tumenggung sutra dilaga


Puputra

Mas
Patimah


Kawin pada


Tumenggung arya wangsa pati


Puputra
1
Mas
1. Behi bahu pringga
2
Mas
2. Dihung
3
Mas
3. Apak
4
Mas
4. Ani
5
Mas
5. Inuk
02

TUMENGGUNG SUTRA DILAGA


Puputra

Raden 
Tumenggung Suta dilaga


Puputra

Mas
Khodijah


Kawin pada

Mas
Ngabehi bahu pringga 


Puputra
1
Raden
1. Adipati aryanata diningrat
2
Mas
2. Wera
3
Mas
3. Ratna
4
Mas
4. Kaman





MAS NGABEHI BAHU PRINGGA


Kawin pada

Mas
Sarmah


Puputra

Mas
1. Niting rangga





MAS NGABEHI BAHU PRINGGA


Kawin pada

Mas
Dara


Puputra
1
Mas
1. Mukibah
2
Mas  
2. Hanifah





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Artasiah  - Istri ke. 1


Puputra
1
Raden
1. Ajeng lindasari
2
Raden
2. Adipati suta diningrat
3
Raden
3. Ajeng rendra
4
Raden
4. Ajeng syah jaleha
5
Raden
5. Adipati gunadiningrat
6
Raden
6. Adipati shaja diningrat





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Armah – Istri ke . 2


Puputra
1
Raden
1. Ajeng liam sari
2
Raden
2. Ajeng lenggang sari
3
Raden
3. Ajeng purwa sari



03

RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Kasi’ah – Istri ke . 3


Puputra

Raden
1. Marga diningrat





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Raden
Ayu warga kusumah  - Istri ke . 4


Puputra
1
Raden
1. Ikak
2
Raden
2. Astra suta diningrat
3
Raden
3. Jaya prana diningrat
4
Raden
4. Tumenggung jaya diningrat
5
Raden
5. Haji ‘Abubakar
6
Raden
6. Haji ‘Umar
7
Raden
7. Sura wijaya





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Armunah – Istri ke . 5


Puputra

Raden
Ajeng mukisah





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Janasiah -  Istri ke . 6


Puputra
1
Raden
1. Ajeng lintang sari
2
Raden
2. Lijam sari





RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT


Kawin pada

Mas
Dengok - Istri ke . 7


Puputra
1
Raden
1. Dotong
2
Raden
2. Wira diningrat



04

RADEN ADIPATI ARYANATA DININGRAT



Kawin pada

Mas
Ratu sunda – Istri . 8


Puputra
1
Raden
1. Sarbala
2
Raden
2. Purba kadaton
3
Raden
3. Wira kadaton
4
Raden
4. Atmaja diningrat
5
Raden
5. Puspa diningrat
6
Raden
6. Ganda diningrat





KANGJENG PANGERAN ASTAPATI


Punya – 3 – saudara
1
Mas
1. Agung
2
Mas
2. Arya jaga pamuka
3
Mas
3. Hasan





RADEN AYU PURBA DININGRAT


Puputra
1
Raden
1. Tumenggung wangsa pati
2
Ratu
2. Syari’ah


Puputra
1
Mas
1. Widara
2
Tubagus
2. Askah
3
Tubagus
3. Abdullah
4
Tubagus
4. Durrohman





TUMENGGUNG  MUTADILAGA


Puputra
1
Mas
1. Khodijah
2
Mas
2. Inung
3
Uyang
3. Muktar
4
Uyang
4. Sanaf





SYEKH ‘ABDUL QOHAR


Puputra
1
Mas
1. ‘Aisyah
2
Syekh
2. ‘Abdullah


Puputra
1
Raden

1. Demang mangku diraja – Patih cianjur

2
Raden
2. Adipati parawira – Bupati cianjur
3
Raden
3. Adipati arya kusuma ningrat – Bupati cianjur



05

MAS NGABEHI BAHU PRINGGA


Kawin pada

Mas
Khodijah – Istri ke . 1


Puputra
1
Raden
1. Adipati aryanata diningrat 
2
Mas
2. Weda
3
Mas
3. Ratna
4
Mas
4. Kaman





MAS NGABEHI BAHU PRINGGA


Kawin pada

Mas
Dara – Istri ke . 2


Puputra
1
Mas
1. Mukibah
2
Mas
2. Hanifah





MAS NGABEHI BAHU PRINGGA


Kawin pada

Mas
Sarmah – Istri ke . 3


Puputra
1
Mas
1. Niting rangga